Persipan Tambak


Persiapan tambak


1.    Persiapan Konstruksi Tambak
1.1. Pengedapan Pematang Utama
a.    Pengeringan, pengedapan dan peninggian pematang utama yang membatasi kawasan/cluster tambak dengan kawasan tambak lain.
b.    Ketinggian pematang utama disesuaikan dengan kondisi lahan sehingga terhindar limpasan air pasang atau banjir.

1.2. Pengedapan dan Peninggian Pematang Antara
a.    Pengedapan pematang antara petak tambak pembesaran dalam kawasan tambak.
b.    Peninggian pematang antara agar mampu menampung air minimal 80 cm.

1.3. Pemasangan Pagar Biosekuriti (fencing)
a.    Pemasangan pagar biosekuriti dilakukan pada pematang utama yang mengelilingi kawasan tambak.
b.    Pagar biosekuriti dapat menggunakan plastik, waring kasa dengan cara pemasangan tegak dan ketinggian minimal 30 cm untuk mencegah masuknya hewan dan krustacea lainnya.
c.    Plastik masuk ke dalam pematang sekitar 10 cm.

2.    Perbaikan Dasar Tambak
2.1. Pengeringan Tambak
a.    Keringkan seluruh petak tambak baik petak tandon/biofilter, petak pembesaran udang dan saluran buang untuk memperbaiki kualitas tanah dasar, untuk mempercepat pengeringan tanah dasar perlu dibuat caren atau parit.
b.    Pemberatasan hama baik ikan liar atau udang liar dengan menggunakan saponin dan chlorin.

2.2. Pelapisan (lining) dengan Plastik Mulsa (*Jika memilih plastik mulsa)
a.    Pelapisan plastik pada penampang dasar dilakukan untuk mengurangi penyerapan oksigen oleh dasar tambak (Sediment oxygen demand), kekeruhan air karena pengadukan lumpur dasar oleh kincir dan pertumbuhan alga dasar berupa ganggang dan klekap.
b.    Sebelum dipasang plastik dasar tambak harus dikeringkan.
c.    Apabila nilai pH tanah dasar tambak kurang dari 6 dilakukan pengapuran dengan dosis 1-2 ton per ha sebelum dipasang plastik.
d.   Apabila ada bagian tanah dasar tambak yang masih basah atau berwarna hitam, dilakukan pengapuran 200 g/m2.
e.    Cara pasang plastik dengan menutup seluruh permukaan tanah dasar tambak.

3. Persiapan Air
3.1.  Persiapan Air Petak Pengendapan
a.    Pengisian air pada petak tandon/biofilter dilakukan pada saat air pasang, pemasukan air memanfaatkan gravitasi pasang surut atau dengan pompa.
b.    Tebar ikan herbivora dan carnivora untuk mengendalikan makroalga dan udang.
c.    Pemberantasan hama udang liar dan krustacea lainnya secara manual.

3.2.    Persiapan Petak Sterilisasi
a.    Isi petak sterilisasi dari sumber air atau petak tandon.
b.    Sterilisasi air menggunakan kaporit dosis 30 ppm (kandungan bahan aktif 60 - 65%).
c.    Aplikasi bahan sterilisasi dilakukan secara merata.
d.   Bahan aktif akan lebih efektif pada nilai pH air kurang        dari 7,5.
e.    Bahan aktif chlorin akan netral setelah 2 hari, selanjutnya air siap digunakan untuk menambah atau mengganti air pada petak pembesaran udang.

3.3.    Persiapan Air Petak Pembesaran Udang
3.3.1. Sterilisasi Air
a.    Pengisian air pada petak pembesaran udang dengan ketinggian minimal 80 cm.
b.    Sterilisasi air dengan menggunakan kaporit dosis 30 ppm (bahan aktif chlorin 60 - 65%) atau TCCA dengan dosis        15 ppm (bahan aktif chlorin 90%) secara merata dengan cara sebagai berikut :
1)        Ukur ketinggian dan volume air tiap petak.
2)        Timbang kaporit atau TCCA sesuai dengan kebutuhan.
3)        Gunakan masker dan sarung tangan dari karet (untuk keamanan).
4)        Cairkan TCCA atau kaporit dalam ember kemudian disebar pada petak tambak.
5)        Penebaran ke tambak harus memperhatikan arah angin.
6)        Hidupkan kincir untuk mempercepat pengadukan secara merata kurang lebih 2 jam, selanjutnya dibiarkan selama sekitar 1 - 2 hari untuk menetralisir bahan aktif chlorin.

3.3.2.   Penumbuhan Plankton/Flok
a.    Penumbuhan bakteri probiotik Bacillus sp untuk 1 Ha tambak sebagai berikut :
1)        Reactor/wadah 50 lt : 0,5 nutrient (ragi, glukosa/ molase) dan sumber nitrogen (0,5 Pakan D-0 atau pupuk Nitrogen) dan tambah kapur secukupnya sekitar 500 g untuk menaikan pH menjadi 7.
2)        Tambahkan 50 lt : 0,5 liter/kg starter bacillus.
3)        Campuran tersebut diaerasi/pengaduk (aerator/pompa celup) selama 24 - 36 jam dan dilakukan penebaran di tambak.
b.    Penumbuhan plankton
1)        Pembuatan fermentasi untuk merangsang pertumbuhan plankton sebagai berikut :
a)         Wadah/reactor fermentasi berupa drum (200 - 300 lt).
b)        Masukan bahan berupa molasi sekitar 15 kg; katul yang halus 50 kg; pakan D-0 10 kg atau pupuk ZA 100 g; dan ragi roti atau mauripan 3 kg.
c)         Aduk merata bahan tersebut dan tutup rapat dengan plastik selama 24 - 36 jam, selanjutnya ditebar di tambak.
2)   Penumbuhan plankton sebagai penyeimbang kualitas air (water stability) dilakukan pada awal pemeliharaan. Adapun cara penumbuhan plankton sebagai berikut :
a)         Kegiatan penumbuhan plankton dilakukan paling cepat 5 hari setelah perlakukan sterilisasi air tambak.
b)        Aplikasi kapur carbonat (CaCO3)/kaptan 15 - 20 ppm dengan dosis untuk meningkatkan alkalinitas. Dapat dilakukan 3 hari setelah sterilisasi air.
c)         Penambahan pupuk Nitrogen dosis 5 ppm dan Phospat dengan dosis 1 ppm. Pupuk TSP sebelum ditebar dicairkan terlebih dahulu agar mudah larut dalam air tambak.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung SR dan FCR Udang Vaname saat Kegiatan Produksi

Cara mengetahui berapa estimasi udang di tambak

Plankton, Lumut, Klekap dalam budidaya udang