Bahan Organik

Disolved Organic Matter and Particulates Organic Matter



A.    Latar Belakang

Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Didalam lautan terdapat  bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. Air adalah suatu zat pelarut yang bersifat sangat berdayaguna, yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar dari zat cairnya. Sifat ini dapat dilihat dari banyaknya unsur-unsur pokok yang terdapat di dalam air laut. Selain itu air laut juga mengandung sejumlah besar gas-gas udara yang terlarut. Semua gas-gas yang ada di atmosfir dapat dijumpai di dalam air laut walaupun jumlah terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang ada di atmosfirKualitas air laut dikatakan baik atau buruk tergantung pada produktivitasnya. Kondisi ini ditentukan oleh keberadaan mikro nutrien anorganik khususnya nitrogen dan fosfat. Material organik terlarut tidak hanya sebagai sumber energi tetapi juga sumber senyawa organik esensial yang tidak dapat disintesa oleh organisme tersebut. Banyak zat-zat dikeluarkan oleh kehidupan air laut sebagai ectocrines  yang mempercepat atau memperlambat pertumbuhan. Prakash dan Rashid (1968)dalam Riley dan Chester (1975) menyatakan bahwa pertumbuhan didukung oleh banyaknya humic acid yang secara ekologi penting dalam perairan pantai. Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata bahan organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organisme hidup melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan.
Bahan organik terlarut total atau Total Organik Matter (TOM) menggambarkan kandungan bahan organik total suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi (particulate) dan koloid. Bahan organik merupakan bahan bersifat kompleks dan dinamis yanberasal dari sisa tanaman dan hewan yang terdapat di dalam tanah yang mengalami perombakan. Bahan ini terus-menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh faktor fisika, kimia dan biologi. Dekomposisi bahan organik di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain susunan residu, suhu, pH, dan ketersediaan zat hara dan oksigen (Miswar, 2002).
Secara umum, berdasarkan ukurannya, bahan organik terdapat dalam dua kelompok utama, yaitu bahan organik dalam bentuk partikel (Particulate Organic Matter) POM, dan bahan organik terlarut (Dissolved Organic Matter) DOM. POM adalah bahan organik yang berbentuk partikel yang tertahan/tertinggal pada saringan berukuran 0.5 μm, termasuk ke dalamnya adalah karbon organik partikel (POC), nitrogen organik partikel (PON), dan fosfat organik partikel (POP). DOM adalah bahan organik yang lolos pada saringan berukuran 0.5 μm, yang meliputi karbon organik terlarut (DOC), nitrogen organik terlarut (DON), dan fosfat organik terlarut (DOP). Gabungan dari POM dan DOM disebut dengan Bahan Organik Total (Total Organic Matter, TOM). (Libes 1971). Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari tentang bahan organik terlarut dan bahan organik partikel yang ada diperairan yang mencakup daur bahan organik, sumber bahan organik, dan pengelompokan bahan organik.
B. Pengertian Bahan Organik
Bahan atau materi organik adalah semua senyawa yang mengandung karbon termasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gas alam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik. (Manahan, 2001).
            Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Selain itu, karbon ditemukan sebagai gas karbondioksida dan sebagai karbonat. Karbon juga terdapat pada bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, dan minyak). Tumbuhan hijau menangkap karbondioksida (CO2) dan mereduksinya menjadi senyawa organik. (Manahan, 2001).
Jumlah oksigen (dalam mg/l atau ppm) yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang degradable (dapat terurai) biasanya menjadi tolak ukur terjadinya pencemaran atau beban bahan organik di perairan. Kriteria ini dikenal sebagai Biochemical Oxygen Demand (BOD). Sebuah indeks jumlah oksigen yang digunakan organisme untuk metabolisme makanannya baik secara biologi maupun melalui proses kimiawi. Walaupun ada yang menterjemahkan BOD sebagai Biological Oxygen Demand akan tetapi sebenarnya  proses yang terjadi bukan hanya proses biologi tapi juga proses kimiawi. Jumlah BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya bahan organik. Bila air memiliki BOD rendah secara umum  berarti jumlah limbah bahan organiknya rendah sepanjang limbahnya adalah limbah yang degradable . (Manahan, 2001).
C. Daur Bahan Organik
Daur bahan organik atau disingkat daur organik di laut sama dengan daur organik di lingkungan air tawar dan di darat. Karbon (C) bersama-sama dengan unsur hara lainnya seperti  posfor (P) dan nitrogen (N) melalui proses fotosintesis menghasilkan jaringan tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan hewan. Keduanya akan menghasilkan zat organik dan jika mereka mati dan membusuk maka akan dihasilkan bahan mentah untuk memulai daur bahan organik lagi. Unsur hara nitrogen (N) tidak mempunyai hubungan tetap dengan unsur hara posfor (P), tetapi bersama-sama dengan karbon (C), N dan P, merupakan unsur-unsur utama dalam produksi zat organik. Walaupun hara C terdapat dalam  jumlah yang banyak, tetapi kedua unsur hara N dan P menjadi faktor pembatas dalam daur bahan organik di laut. (Anonim, 2009).

D. Sumber Bahan organik
Bahan organik terlarut dari daratan diangkut ke laut melalui angin dan sungai. Bahan organik terlarut yang berasal dari air sungai, bisa mencapai 20 mgC/l, terutama berasal dari pelepasan humic material dan hasil penguraian dari buah – buahan yang jatuh di tanah. Penambahan bahan organik secara perantara alami dalam bentuk sewage (kotoran) dan buangan industri. Sebagian besar sudah siap dioksidasi dan segera membusuk karena bakteri dalam air laut. Namun dalam  batasan badan air, seperti estuarin, kebutuhan oksigen secara biologi terpenuhi dikarenakan kondisi anoksik tersedia.(Anonim,2009).

Aloton ( eksternal)
1.      Sungai
Bahan organik yang terangkut melalui sungai berupa hasil dekomposisi tanaman, penggelontoran substansi humus, masukan antropogenik. Sekitar 40 -80% DOC (Substansi Humus, berupa Asam Fulvic) Bahan Organik Karbon Terlarut (DOC) Mencapai ~ 20 mg/l, Bahan Organik Karbon Partikulat Berkisar 1 - 2,5 mg/l. (Anonim,2009).
2. Atmosfer
Bahan organik yang berasal dari atmofer dibawa oleh angina yang terdiri dari POC Viable Bakteri, Pollen, Algae, yeast, Moulds, Mycoplasma, Virus, Protozoa, &  Nematoda  Non Viable Kelompok Senyawa Lipid, dan VOM Gas Methane (Senyawa Hidrokarbon). (Anonim,2009).
3. Sedimen
Bahan organik yang beralsal dari sedimen sangat beragam terdiri dari hidrokarbon, asam lemak, asam amino, peptida, karbohidrat, polimer alami, kerogen & materi humus. Bahan organik yang terendapkan di sedimen terlarut  berupa makromolekul biogenik (protein, karbohidrat & lemak), sedangkan yang tidak terlarut berupa humic, fulvic, humin. (Anonim,2009).

Autoton (Internal)
1.      Produktivitas Primer
Bahan organic yang berasal dari produktivitas primer berupa fitoplankton sebagai sumber utama penghasil bahan organik melalui proses fotosintesis yang menghasilkan karbon, karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi protein, lipid, dan senyawa lainnya melalui proses metabolisme dan penambahan beberapa substansi lainnya. (Anonim,2009).
2.      Aktivitas Biologi Makro dan Mikro Organisme
Ekresi ekstraseluler alga hasil metabolisme alga terutama fitoplankton. Hasil fotosintesis alga akan melepaskan sejumlah bahan ke dalam badan perairan. Produksi ini penting sebagai sumber energi untuk organisme laut lainnya dan juga berperan dalam kontrol ekologi. Asam amino dan karbohidrat merupakan bahan yang dikeluarkan secara dominan oleh spesies khusus seperti Olisthodiscus sp. Ekresi hewan laut Eksresi zooplanton dan binatang laut lainnya.Eksresi zooplankton dan binatang laut lainnya menjadi sumber penting bahan organik terlarut di laut. Bahan-Bahan yang dikenal secara prinsip adalah Nitrogenous seperti urea, purines (allantoin dan asam uric), trimethyl amine oxide dan asam amin, trimethyl amine oxide dan asam amino (glycine, taurine dan alanine). (Hellebust, 1965 dalam Riley dan Chester 1975).  
3. Dekomposisi
Dekomposisi adalah gabungan proses fragmentasi, perubahan struktur fisik & kegiatan enzim oleh dekomposer yang merubah bahan organik menjadi bahan anorganik. Proses pembusukan organisme yang mati penguraian organisme mati oleh bakteri ada dua mekanisme penguraian organisme mati yaitu secara autolisis dan bakterial. Di alam kedua mekanisme ini bekerja secara  bersamaan. Tingkat penguraiannya tergantung pada kondisi kematian serta sampai tersedianya enzim dan bakteri yang diperlukan. Dalam proses autolisis, reaksi penguraian terjadi karena adanya enzim di dalam sel dan hasilnya selanjutnya akan dilepaskan kedalam badan  perairan.menurut johanes (1968) dalam riley dan chester (1975), ekresi dari mikroorganisme seperti protozoa merupakan sumber yang penting dari bahan organik karbon. Proses pelepasan nitrogen dan fospor dari organisme mati dalam air laut terjadi dengan cepat. Waksman, et al (1938) dalam riley dan chester (1975) telah menemukan bahwa setengah dari nitrogen yang ada dalam zooplankton mati, diubah menjadi amonia dalam waktu 2 minggu dan fospat dilepaskan dengan cepat. Skopintsev (1949) dalam riley dan chester (1975) menyatakan bahwa 70 % organik karbon tidak terlarut di dalam kultur alga mati akan dioksidasi menjadi karbondioksida (CO2) dan setelah enam bulan ditemukan sekitar 5% yang diubah kedalam bahan organik terlarut.

DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2009 . Makalah_Oseanografi_Kimia_Bahan_Organik_Di_Laut www. academia.edu (diakses pada tanggal 4 maret 2015).

Budi, Miswar. 2002. Bahan Organik Terlarut dan Tidak Terlarut dalam air laut. MIPA Biologi Universitas Sumatera Utara.

Manahan, 2001. Bahan Organik. http://library.usu.ac.id/fmipa/.pdf  (diakses pada tanggal 4 maret 2015).

Riley, J.P and Chester, 1975. Chemmical Oceanographyestry. Academic Press,London and San Francisco.




Sumber : http://ournewknowledge.blogspot.co.id/2015/03/disolved-organic-matter-and.html

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung SR dan FCR Udang Vaname saat Kegiatan Produksi

Cara mengetahui berapa estimasi udang di tambak

Plankton, Lumut, Klekap dalam budidaya udang