PEMBESARAN IKAN KERAPU MACAN DI KARAMBA JARING APUNG (KJA)
PEMBESARAN IKAN KERAPU MACAN DI KARAMBA JARING APUNG (KJA)
1. PENDAHULUAN
Ikan kerapu
macan memiliki kelebihan dibandingkan ikan kerapu jenis lain. Ikan ini
bernilai ekonomis tinggi karena mempunyai
daging
yang
lezat,
bergizi tinggi dan
engandung asam lemak tak jenuh.
Diantara metode-metode budidaya pembesaran ikan kerapu macan, metode Keramba Jaring apung (KJA) mempunyai kelebihan dibandingkan dengan metode
lainnya. Salah satu
kelebihan
menggunakan
metoda KJA adalah ikan
dapat dipelihara pada kepadatan yang tinggi tanpa kekurangan oksigen.
Potensi lahan
yang cukup luas di Indonesia
dapat dijadikan
peluang yang menjanjikan dalam
membudidayakan ikan kerapu macan.
2. TEKNIS BUDIDAYA IKAN KERAPU
MACAN
2.1. Lokasi
Persyaratan umum
yang harus
dipenuhi dalam
pemilihan
lokasi karamba
adalah
sebagai berikut :
1. Terlindung dari angin dan gelombang
besar.
2. Kedalaman perairan yang sesuai yaitu min
15 meter, karena kedalaman yang terlalu dangkal
dapat
mempengaruhi kualitas air
yang disebabkan sisa
pakan
yang
membusuk.
3. Jauh dari
limbah atau pencemaran.
4. Dekat sumber pakan.
5. Sarana transportasi.
2.2. Kualitas Air
Persyaratan kualitas air untuk budidaya pembesaran ikan kerapu macan adalah :
a. Suhu antara 27-29oC dengan pH 5-9;
b. Salinitas 30 – 33 mg/l;
c. PH air 7,5 – 9.
d. Kadar ammoniak (NH3) < 0,6 mg/l;
e. Kecerahan kolam lebih dari 3 meter;
f. Kadar oksigen terlarut minimum 5 mg/liter air.
2.3. Wadah Budidaya
Karamba Jaring Apung yang digunakan dalam perhitungan analisa keuangan adalah KJA berbentuk Bujur sangkar dengan dengan karamba berukuran 3 x 3 x 3 m sebanyak 4 karamba.
2.4. Sarana
a. Benih
Ukuran benih yang digunakan 10 cm, dengan kepadatan 2.000 ekor per karamba.
b. Pakan
Pakan rucah dengan kandungan protein
>50% - 70%.
c. Peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah
genset/tenaga listrik, perahu, timbangan, mekanik, ember, scoop net/lambit, dan jaring. Sedangkan peralatan laboratorium antara lain pengukur kualitas air (termometer, DO meter dan refraktometer, kertas lakmus).
2.5. Proses
Produksi
a. Persiapan wadah
kegiatan
meliputi pencucian jaring atau waring, setelah itu dipasang dikaramba dengan diikat dengan tali dan diberi pemberat
berupa batu atau
jangkar yang
diikat dikeempat ujung waring;
b. Penebaran
ikan
dilakukan pada pagi
atau sore hari saat suhu air
tidak terlalu tinggi. Dilakukan Aklimatisasi
yaitu memasukkan
kantong plastik berisi ikan kedalam calon
media pemeliharaan. Kantong dibiarkan
mengapung delama 10 – 15 menit, setelah itu ikatannya
dibuka dan ikan dibiarkan
keluar dengan sendirinya
dengan
cara menenggelamkan setengah mulut
plastik ;
c. Pemberian pakan
berupa ikan
rucah segar (ikan-ikan
non ekonomis
penting) dengan
kandungan lemak rendah seperti selar,
tanjan, dan benggol
karena harganya relatif murah dan nilai
gizinya masih mencukupi
untuk ikan budidaya.
d. Penyotiran (Sampling) dilakukan
untuk mengetahui pertumbuhan penentuan dosis pakandan SR.
Sampling
dilakukan
seminggu sekali
dengan mengambil ikan secara acak sebanyak sepuluh
persen
dari
jumlah
ikan
yang ada. Pada
saat sampling dilakukan
perhitungan, pengukuran panjang, dan
berat tubuhnya
sehingga
dapat diamati
SR nya.
e. Perbaikan dan Pembersihan Waring dengan menjemur
terlebih dahulu jaring yang kotor kemudian disemprot dengan
air
sampai seluruh kotoran
yang
,menempel
terlepas dari
waring.
f. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena suhu
relatif lebih rendah
dan dapat
mengurangi tingkat stress pada ikan. Ada
dua metode
pemanenan
yang
biasa diterapkan yaitu metode panen selektif dan
metode panen total.
Sumber : Subdit Informasi Usaha dan Promosi, Direktorat Usaha Budidaya, DJPB
Ada kerapu macan
BalasHapus