Depasena Panen Udang
Petani Udang di Bumi Depasena Kembali Bergairah
lampost.co
MENGGALA--Petambak udang di Bumi Depasena, Rawajitu Timur, Tulangbawang melakukan panen perdana di tambak budidaya percontohan udang jenis Vannamei yang bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, BBPBAP Jepara dan P3UW Lampung.
Panen perdana ini dilakukan di Kampung Bumi Depasena Mulya, Rabu (12/4/2016). Panen ini membangkitkan gairah para petambak udang diwilayah setempat. Sebab, dari dua petak tambak yang dijadikan percontohan, dengan jumlah penebaran benih 320.000 ekor udang vannamei, bisa menghasilkan 4,6 ton dengan size 50 ekor/Kg.
Proses produksi budidaya udang tersebut hanya dalam waktu 100 hari dan tahan terhadap penyakit seperti WFD dan MYO yang sempat dikhawatirkan petani. "Berhasilnya panen budidaya percontohan ini membuktikan kawasan ini bisa kembali membangkitkan kejayaan di Bumi Depasena,"ujar Supito, selaku perekayasa teknologi budidaya BBPAP Jepara tersebut.
Dia mengatakan tambak udang di Bumi Dipasena Lampung masih sangat potensial dan menjanjikan, hanya saja petambak memerlukan bimbingan tehnis dan pelatihan tehnologi budidaya terkini sehingga hasil usaha budidaya yang dijalankan bisa lebih maksimal.
“Secara tehnis dengan penerapan tehnologi budidaya udang yang inovatif, kawasan tambak eks dipasena dapat berproduksi secara maksimal, ke depan petambak membutuhkan pengawalan dan pendampingan tehnis budidaya agar produksi seperti ini bisa terus berkelanjutan,“ujarnya.
Direktur Budidaya Kemitraan Bumi Dipasena, Towilun menyampaikan bahwa saat ini seluruh intansi yang ada di bumi dipasena sedang berusaha keras untuk mendampingi masyarakat menjalankan pola usaha bagi hasil yang menguntungkan, adil dan transparan.
Pelaksanaan sistem bagi hasil ini dilakukan pada cluster-cluster yang sudah terbentuk di masyarakat, selain lebih menguntungkan dan transparan dari sisi usaha, pelaksanaan sistem di kelompok – kelompok masyarakat melahirkan kontrol sosial dan semangat persatuan serta gotong royong yang lebih kuat.
“Kerja sama seperti ini kami harapkan dapat terus berkelanjutan, dengan tehnologi dan inovasi yang dimiliki oleh pemerintah kami yakin produksi udang nasional akan terus membaik, kami pun berharap pemerintah dapat juga turut terlibat dalam pelaksanaan pola usaha bagi hasil yang sedang kami jalankan karna terbukti lebih baik dari pola inti - plasma yang dulu pernah kami jalankan,"kata dia.
Dijelaskanya kondisi pertambakan bumi dipasena saat ini dikelola secara mandiri oleh masyarakat dengan pola usaha bagi hasil dan gotong royong yang berbasis ekonomi kerakyatan. Pola usaha yang dirintis oleh Manajemen Kemitraan Bumi Dipa dan P3UW Lampung ini bertujuan untuk memperbaiki pola usaha kerjasama agar peningkatan hasil produksi dapat berjalan sejajar dengan kesejahteraan masyarakat.
Panen perdana ini dilakukan di Kampung Bumi Depasena Mulya, Rabu (12/4/2016). Panen ini membangkitkan gairah para petambak udang diwilayah setempat. Sebab, dari dua petak tambak yang dijadikan percontohan, dengan jumlah penebaran benih 320.000 ekor udang vannamei, bisa menghasilkan 4,6 ton dengan size 50 ekor/Kg.
Proses produksi budidaya udang tersebut hanya dalam waktu 100 hari dan tahan terhadap penyakit seperti WFD dan MYO yang sempat dikhawatirkan petani. "Berhasilnya panen budidaya percontohan ini membuktikan kawasan ini bisa kembali membangkitkan kejayaan di Bumi Depasena,"ujar Supito, selaku perekayasa teknologi budidaya BBPAP Jepara tersebut.
Dia mengatakan tambak udang di Bumi Dipasena Lampung masih sangat potensial dan menjanjikan, hanya saja petambak memerlukan bimbingan tehnis dan pelatihan tehnologi budidaya terkini sehingga hasil usaha budidaya yang dijalankan bisa lebih maksimal.
“Secara tehnis dengan penerapan tehnologi budidaya udang yang inovatif, kawasan tambak eks dipasena dapat berproduksi secara maksimal, ke depan petambak membutuhkan pengawalan dan pendampingan tehnis budidaya agar produksi seperti ini bisa terus berkelanjutan,“ujarnya.
Direktur Budidaya Kemitraan Bumi Dipasena, Towilun menyampaikan bahwa saat ini seluruh intansi yang ada di bumi dipasena sedang berusaha keras untuk mendampingi masyarakat menjalankan pola usaha bagi hasil yang menguntungkan, adil dan transparan.
Pelaksanaan sistem bagi hasil ini dilakukan pada cluster-cluster yang sudah terbentuk di masyarakat, selain lebih menguntungkan dan transparan dari sisi usaha, pelaksanaan sistem di kelompok – kelompok masyarakat melahirkan kontrol sosial dan semangat persatuan serta gotong royong yang lebih kuat.
“Kerja sama seperti ini kami harapkan dapat terus berkelanjutan, dengan tehnologi dan inovasi yang dimiliki oleh pemerintah kami yakin produksi udang nasional akan terus membaik, kami pun berharap pemerintah dapat juga turut terlibat dalam pelaksanaan pola usaha bagi hasil yang sedang kami jalankan karna terbukti lebih baik dari pola inti - plasma yang dulu pernah kami jalankan,"kata dia.
Dijelaskanya kondisi pertambakan bumi dipasena saat ini dikelola secara mandiri oleh masyarakat dengan pola usaha bagi hasil dan gotong royong yang berbasis ekonomi kerakyatan. Pola usaha yang dirintis oleh Manajemen Kemitraan Bumi Dipa dan P3UW Lampung ini bertujuan untuk memperbaiki pola usaha kerjasama agar peningkatan hasil produksi dapat berjalan sejajar dengan kesejahteraan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar